Ngarai Sianok Sumatra Barat

Ngarai Sianok Sumatra Barat – Industri pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Kota Bukittinggi. Banyaknya objek wisata yang menarik, menjadikan kota ini dijuluki sebagai “kota wisata”. Pada tahun 2012, jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi kota ini mencapai 26.629 orang. Saat ini di Bukittinggi terdapat sekitar 60 hotel dan 15 biro perjalanan. Hotel-hotel yang terdapat di Bukittinggi antara lain The Hills, Hotel Pusako, dan Grand Rocky Hotel.

Ngarai Sianok Sumatra Barat

Ngarai Sianok Sumatra Barat

merupakan salah satu objek wisata utama. Taman Panorama yang terletak di dalam kota Bukittinggi memungkinkan wisatawan untuk melihat keindahan pemandangan Ngarai Sianok. Di dalam Taman Panorama juga terdapat gua bekas persembunyian tentara Jepang sewaktu Perang Dunia II yang disebut dengan Lubang Japang. Untuk mengunjungi nagari Koto Gadang di bawah ngarai, wisatawan bisa melalui Janjang Koto Gadang. Jenjang yang memiliki panjang sekitar 1 km ini, memiliki desain seperti Tembok Besar Tiongkok.

Di Taman Bundo Kanduang terdapat replika Rumah Gadang yang berfungsi sebagai museum kebudayaan Minangkabau. Kebun Binatang Bukittinggi dan Benteng Fort de Kock, dihubungkan oleh jembatan penyeberangan yang disebut Jembatan Limpapeh. Jembatan penyeberangan Limpapeh berada di atas Jalan A. Yani yang merupakan jalan utama di Kota Bukittinggi.

Pasar Ateh (Pasar Atas) berada berdekatan dengan Jam Gadang yang merupakan pusat keramaian kota. Di Pasar Ateh terdapat banyak penjual kerajinan tangan dan bordir, serta makanan kecil oleh-oleh khas Sumatra Barat, seperti keripik sanjai (keripik singkong ala daerah Sanjai di Bukittinggi) yang terbuat dari singkong, karupuak jangek yang dibuat dari bahan kulit sapi atau kerbau, dan karak kaliang, sejenis makanan kecil khas Bukittinggi yang berbentuk seperti angka 8.

Lembah selebar 200 m di antara dua tebing terjal dengan ketinggian seratus meter

Ngarai Sianok adalah lembah selebar 200 m di antara dua tebing terjal dengan ketinggian seratus meter. Lembah yang dialiri sungai Batang Sianok ini mengular sepanjang 15 km membentuk kawasan yang subur nan hijau.

Bentangan Ngarai Sianok secara geologi berbentuk full graben, dimana lapisan batuannya merenggang hingga bagian tengahnya mengalami penurunan/ambles. Gerakan yang sering disebut tensional itu terjadi pada Kala Eosen hingga Oligosen atau sekitar 25 hingga 55 juta tahun lalu.

Perenggangan yang dialami Ngarai Sianok selanjutnya disusul gerakan pengangkatan lapisan batuan. Hal inilah yang membuat Ngarai Sianok kini berada di wilayah pegunungan.

Saat Kala Pliosen hingga Resen atau sekitar lima juta hingga 10.000 tahun lalu, Gunungapi Purba Maninjau meletus. Muntahannya yang berupa material piroklastik ignimbrite membanjiri Ngarai Sianok. Kejadian tersebut bahkan terulang hingga tiga kali dan menciptakan lapisan tanah yang subur

Ngarai Sianok kini telah dijadikan sebagai salah satu dari sembilan dentinasi wisata geologi dalam Geopark Sumatera Barat. Banyak orang mengunjunginya untuk menikmati panorama alam ataupun kesejukan udaranya.

Meski demikian, warga setempat masih memanfaatkannya untuk kawasan pertanian. Mereka juga menjaga agar Ngarai Sianok tetap lestari.

Baca juga : Tentang Itinerary Wisata Di Padang

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *